Tuesday, 28 September 2010

Bulbophyllum lyriforme J.J.Verm. & P.O'Byrne 2003

Bulbophyllum Lyriforme

Section: Stenochilus

Synonyms: -
References say this orchid is found in Papua New Guinea. But i found it in Borneo.
That's why i am not so sure if this is B. lyriforme. But tracing the physical form and the flowers, it is very close to the characteristics of B. lyriforme.
I found in Borneo, in the lowland forest at elevation from 14 to 18 meters, as a tree climbing epiphyte in a circular. Really liked the mossy trees.
The plant is very similiar with B. macranthum and sometimes also similiar with B. patens, except at the tip of the leaf of B. patens is more more obtuse than B. lyriforme.
Has hairy rhizome with well spaced, ovate-elliptic psedobulbs, carrying a single, dark green, oblong, and slightly tapered at the ends.
Flowers: Single, strong fragrant, are always in a state does not open properly.
Dorsal sepal has 6,5 mm width and 3 cm long extend to the front,
Petals has 3 mm width and 3 cm long extend to the side move to the front,
Lateral sepals 3 cm long extend to the front.
Dorsal sepal and petals has a white base color with some dark red to purple spots. But in lateral sepals has yellow/orange and white, this color difference is very contrast, it can be seen that the half part to bottom is yellow and and the remaining half is white. 
As well as B. macranthum, by the local people in Central Kalimantan also called "Gaharu" orchid (gaharu means agarwood/eaglewood). They said its strong fragrant smells like aromatic resin.

Bahasa Indonesia:
Referensi lain menyebutkan anggrek ini ditemukan di Papua New Guinea. Tetapi saya menemukannya di Kalimantan.
Itulah kenapa saya masih belum yakin sekali kalau ini adalah B. lyriforme tersebut. Tetapi merunut wujud fisik dan bunganya, sangat mendekati ciri-ciri B. lyriforme.
Saya temukan di Kalimantan di hutan dataran rendah pada ketinggian 14 hingga 18 meter dari permukaan laut, sebagai epipit merambat pada batang pohon secara spiral. Sangat menyukai pohon-pohon yang berlumut.
Tanamannya sangat mirip dengan B. macranthum dan kadang-kadang juga mirip dengan fisik tanaman dari B. patens, kecuali pada ujung daun B. patens lebih tumpul dari B. lyriforme.
Memiliki umbi akar yang berambut dengan jarak yang tidak berdekatan, umbi semunya berbentuk lonjong bulat telur, terdapat satu daun tunggal berwarna hijau tua, membentang lurus, dan agak runcing pada ujungnya.
Bunga: Tunggal, sangat harum, selalu dalam keadaan mekar tidak sempurna.
Sepal dorselis (makhkota sirip belakang) memiliki lebar 6,5 mm dan panjang 3 cm memanjang ke depan,
Kelopak-kelopaknya memiliki lebar 3 mm dan panjang 3 cm memanjang ke samping lalu ke depan,
Sepal lateris (mahkota rusuk) memiliki panjang 3 cm memanjang ke depan.
Sepal dorselis dan kelopak-kelopaknya memiliki warna dasar putih dengan bercak merah tua hingga ungu. Tetapi pada sepal laterisnya memiliki warna kuning/oranye dan putih. Perbedaan warna ini sangat kontras, itu bisa dilihat bahwa separuh bagian ke bawah berwarna kuning dan separuhnya lagi berwarna putih.
Seperti juga B. macranthum, oleh masyarakat di Kalimantan Tengah disebut sebagai "Anggrek Gaharu", mereka mengatakan bahwa wanginya yang kuat tercium seperti wangi damar.



Bulbophyllum lyriforme

Bulbophyllum lyriforme

Bulbophyllum lyriform

Bulbophyllum lyriforme ( plant in situ )

Tuesday, 21 September 2010

Bulbophyllum patens King 1896

Section: Stenochilus
Synonyms: Phyllorchis patens (King) Kuntze 1891
Found in India, Thailand, Malaysia, Sumatra and Borneo in swamp, peat swamp, lowland podosol forests at elevation from sea level to 300 meters as a tree climbing epiphyte.
The plant is similiar with B. lyriforme and B. macranthum, except the leaf of B. patens is wider and at the tip is more obtuse. Has hairy rhizome with well spaced, ovate-elliptic psedobulbs, carrying a single, dark green, elliptic-oblong.
Flower: 5 cm long and 4 cm broad, single, strong fragrant, always facing upwards, white base color covered with purple spots.
Known by local people in Central Kalimantan as the "Incense Orchid". Refers to its fragrance that somehow they say its smells like scented incense.

Indonesia:
Ditemukan di India, Thailand, Malaysia, Sumatra dan Kalimantan di hutan-hutan rawa, rawa gambut, dan hutan dataran rendah podosol pada ketinggian hingga 300 meter diatas permukaan laut sebagai epipit merambat pada batang pohon.
Tanamannya mirip dengan B. lyriforme dan B. macranthum, kecuali daun B. patens lebih lebar dan ujungnya lebih tumpul. Memiliki umbi akar berambut dengan jarak antar umbi tidak rapat, umbi semu berbentuk lonjong bulat telur dengan daun tunggal berwarna hijau gelap lonjong dan membujur lurus.
Bunga tunggal dengan panjang 5 cm dan lingkar bunga 4 cm, sangat wangi, selalu menghadap ke atas, dengan warna dasar putih ditutupi oleh bercak ungu kemerah-merahanan.
Dikenal oleh warga lokal di kalimantan tengah sebagai "Anggrek Dupa". Merujuk pada bau harumnya yang disebut-sebut mirip bau wangi dupa.





Bulbophyllum patens ( plant in situ )

Friday, 17 September 2010

Cirrhopetalum brienianum Rolfe 1893

Cirrhopetalum brienianum
Section: Cirrhopetalum
Synonyms: Bulbophyllum adenophorum [Schlechter]J.J.Sm. 1912; Bulbophyllum brienianum [Rolfe] J.J.Sm. 1912; Bulbophyllum brunnescens [Ridley] J.J.Sm. 1912; Bulbophyllum makoyanum var brienianum [Rolfe] Ridley 1907; Cirrhopetalum adenophorum Schlechter 1906; *Cirrhopetalum brienianum Rolfe 1893; Cirrhopetalum brunnescens Ridley 1896; Cirrhopetalum makoyanum var brienianum [Rolfe] Ridley 1896
Found in Borneo, Malaysia, Sumatra and the Philippines
Pale green pseudobulbs.
Flower stalk 20 cm long, with 7 flowers, 3 cm broad, pale yellow or cream, tubular shape and never be properly open. But peoples who saw it in the first time will think that it still be properly open later, just like other cirrhopetalum species.
The picture above is Cirr. brienianum that I found in Central Kalimantan province, in the lowland to hills forest at elevation from sea level to 200 meters, attached to the mossy tree trunks. In the same habitat of Cirr. flabelum-vernis or sometimes with Cirr. puguahaanense.

Indonesia:
Ditemukan di Kalimantan, Malaysia, Sumatra dan Filipina.
Umbi semu berwarna hijau pucat.
Tangkai bunga sepanjang 20 cm dengan 7 bunga, selebar 3 cm, berwarna kuning pucat atau krem, berbentuk seperti tabung dan tidak akan membuka secara sempurna. Tetapi banyak orang yang pertama kali melihatnya akan salah mengira bahwa itu belum mekar dan masih bisa membuka dengan sempurna layaknya spesies cirrhopetalum lainnya.
Gambar diatas adalah Cirr. brienianum yang saya temukan di Provinsi Kalimantan Tengah, di hutan dataran rendah hingga hutan berbukit pada ketinggian hingga mencapai 200 meter diatas permukaan laut, menempel pada batang pohon berlumut. Pada habitat yang sama dengan Cirr. flabelum-vernis atau kadang-kadang dengan Cirr. puguahaanense.

Thursday, 16 September 2010

Dendrobium leporinum J.J.Sm. 1909

Dendrobium leporinum
Section: Spatulata
Synonyms: Ceratobium leporinum (J.J.Sm.) M.A.Clem. & D.L.Jones 2002
Found in Sulawesi and Papua.
Flowers: 3-6 flowers is up to 6,2 cm long. Petals is reddish purple or in other variant is pale purple, erect and twist up to 4 cm lenght. The lateral sepals is white, suffused with pale pink and extended to the the rear part. And the labelum greenish in the base and white veined with violet in the front lip.

Bahasa Indonesia :
Ditemukan di Sulawesi dan Papua.
Bunganya berkisar antara 3 hingga 6 kuntum, dengan panjang mencapai 6,2 cm. Kedua kelopaknya berwarna ungu kemerah-merahan atau pada varian lainnya berwarna ungu pucat, tegak dan melintir sepanjang 4 cm. Bagian mahkota laterisnya berwarna putih dan diliputi merah muda pucat dan memanjang ke belakang. Bagian lidah bunga berwarna kehijauan pada bagian pangkal sedang bagian depannya berwarna putih berurat ungu.

Dendrobium stratiotes Rchb. f. 1886

Dendrobium stratiotes
Section: Spatulata
Synonyms: Callista stratiotes (Rchb.f.) Kuntze 1891; Ceratobium stratiotes (Rchb.f.) M.A.Clem. & D.L.Jones 2002 ; Dendrobium strebloceras Rchb.f 1886 var rossianum
Found in Papua, Maluku and Sulawesi.
Flowers: very similiar with D. antennatum, except its size. Dorsal sepal is white and curly extended to the front. White to shiny green petals, erect and twist up to 6 cm lenght. White lateral sepals are extended to the rear part. Labelum is white, veined with pinkish purple

Bahasa Indonesia :
Ditemukan di Papua, Maluku dan Sulawesi.
Bunganya sangat mirip dengan D. antennatum kecuali pada ukurannya. bagian mahkota dorselis berwarna putih dan mengeriting ke arah depan. Kelopak berwarna putih ke hijau mengkilap, tegak dan melintir hingga sepanjang 6 cm. Kedua mahkota laterisnya berwarna putih dan memanjang ke belakang. Bagian lidah berwarna putih dengan gurat ungu kemerah-merahan.

Tuesday, 14 September 2010

Dendrobium antennatum Lindley 1843

Dendrobium antennatum
Section: Spatulata
Synonyms: Callista antennata (Lindl.) Kuntze 1891; Ceratobium antennatum (Lindl.) M.A.Clem. & D.L.Jones 2002; Ceratobium dalbertisii (Rchb.f.) M.A.Clem. & D.L.Jones 2002 ; *Dendrobium d'albertissi Rchb.f 1878.
Found in Papua, Papuan New Guinea and Australia on high tree branches.
Very similiar with D. stratiotes, except it the flower dan plant sizes. Also similar to some variant of D. bicaudatum and D. leporinum.
Flowers: 3-7 fragrant flowers is up to 30 cm tall. White with green or yellowish green petals, erect and twist up to 4,5 cm lenght. White lateral sepals are extended to the side or even in the rear part. The labelum is white, veined with pinkish purple.

Doesn't like the too wet and humid conditions but very happy with good air circulation and sunlight.


Bahasa Indonesia :
Ditemukan di Papua, Papua New Guinea, dan Australia pada ranting cabang pohon tinggi.
Sangat mirip dengan D. stratiotes keculai pada ukuran bunga dan tanaman. Juga agak mirip dengan beberapa varian D. bicaudatum dan D. leporinum.
Memiliki 3 sampai 7 kuntum bunga harum pada tiap tangkai bunga yang panjangnya mencapai 30 cm. Kelopak-kelopaknya berdiri tegak dan melintir hingga sepanjang 4,5 cm, berwarna putih dengan warna hijau atau hijau kekuningan. Bagian mahkotanya berwarna putih dan sedikit memanjang ke arah samping bahkan ke bagian belakang. Sedangkan bagian lidah berwarna putih, dengan gurat ungu kemerah-merahan.
Tidak begitu menyukai kondisi yang terlalu basah dan lembab tetapi sangat menyukai sirkulasi udara yang lancar dan sinar matahari yang banyak.

Monday, 13 September 2010

Bulbophyllum restrepia Ridl. 1893

Bulbophyllum restrepia
Section: Hoplandra
Found in Borneo, Singapore and Malaysia in lowland forest at elevation from sea level to 300 meters, attached to trees on the riverbank.
Ovate and curved pseudobulbs
Flower: single, yellowish pale green with purplish at the base of lateral sepals, 4 - 6 cm long flower.

Indonesia:
Ditemukan di Kalimantan, Singapura dan Malaysia di hutan dataran rendah pada ketinggian hingga mencapai 300 meter diatas permukaan laut, menempel pada pepohonan di tepian sungai.
Umbi semunya berbentuk lonjong dan bulat telur.
Berbunga tunggal, panjang 4-6 cm dengan warna hijau pucat kekuningan dan keunguan pada bagian dasar kedua sepal lateralnya.

Saturday, 11 September 2010

Cirrhopetalum puguahaanense (Ames) Garay, Hamers & Siegerist 1994

Cirrhopetalum puguahaanense
Section: Cirrhopetalum
Synonym: Bulbophyllum puguahaanense Ames 1915
Distribution: Malaysia, Borneo and the Philippines at elevations from sea level to 120 meters as a miniature sized. 
4 angled shiney pale green pseudobulbs carrying a single, apical, oblong, elliptical, slightly bilobed apically
Flower: Always has twins, waxy, 2 - 2,5 cm long, purple pink flowers
I found it in Borneo, in a lowland mossy forest at elevation around 16 meters. Often found attached on a mossy tree trunks with a diameter of 2 to 3 cm. Under the light shade it has shiney pale green to light green pseudobulbs, but when more exposed by the sunlight it becomes yellowish green. Need high humidity. Because the flowers are twins, i believe that there is still many mistakes to identify it as Bulbophyllum biflorum, even myself have received the wrong information about it name.

Indonesia: 
Persebaran: Malaysia, Kalimantan, dan Filipina pada ketinggian hingga mencapai 120 meter di atas permukaan laut sebagai spesies berukuran kecil. 
Umbi semu memiliki 4 sudut/segi berwarna hijau muda mengkilap, dan terdapat satu daun tunggal, membentang lurus berbentuk lonjong, dengan kedua sisi daun sedikit berbentuk apikal.
Selalu memiliki bunga kembar, berlilin, panjang 2 - 2,5 cm dan berwarna merah muda keunguan.
Saya menemukannya di Kalimantan, di sebuah hutan berlumut dataran rendah pada ketinggian sekitar 16 meter diatas permukaan laut. Sering ditemukan menempel pada batang pohon berdiameter 2-3 cm yang juga ditumbuhi sejenis lumut. Dibawah naungan sinar matahari, umbi semunya berwarna hijau muda hingga hijau pucat mengkilap. Tetapi jika makin terpapar sinar matahari, umbi semunya akan berwarna hijau kekuningan. Sangat membutuhkan kelembaban tinggi.
Karena memiliki bunga kembar, saya percaya bahwa mungkin saja masih banyak yang salah mengenalinya sebagai Bulbophyllum biflorum, bahkan sebelumnya saya sendiri telah menerima informasi yang salah mengenai namanya.
Bulbophyllum puguahaanense ( plant in situ )

Wednesday, 8 September 2010

Coelogyne mayeriana Rchb. f. 1877

Coelogyne mayeriana
Section: Verrucosae
Found in Sumatra, Java and Borneo. Attached to tree trunks or in terrestrial humus in a lowland forest at elevations of sealevel to 300 meters.
Similar to Coelogyne pandurata but have smaller flowers and different colors. Light green petals and sepals, with some dark brown colors on labelum, 6 - 8 cm broad.
Circular pseudobulbs but often more oval and flattened from Coelogyne pandurata.
Because of similarities to the C. pandurata, then this species is also often called as Black Orchids, even by The Local Governments where the species is commonly found.

Indonesia:
Ditemukan di

Sunday, 5 September 2010

Bulbophyllum In Situ

Bulbophyllum Lyriforme
Bulbophyllum macranthum

Bulbophyllum patens

Bulbophyllum puguahaanense
Bulbophyllum becarii

Thursday, 2 September 2010

Cymbidium lancifolium Hook. 1823

Cymbidium lancifolium
Section: Pachyrhizanthe

Synonyms:
Cymbidium aspidistrifolium Fukuy. 1934; Cymbidium caulescens Ridl. 1915; Cymbidium cuspidatum Blume 1825; Cymbidium gibsoni Lindl. & Paxton 1852-3; Cymbidium javanicum Blume 1825; Cymbidium kerrii Rolfe ex Downie 1925; Cymbidium lancifolium f. aspidistrifolium (Fukuy.) T.P.Lin 1977; Cymbidium lancifolium var. aspidistrifolium (Fukuy.) S.S.Ying 1977; Cymbidium lancifolium var. papuanum (Schltr.) S.S.Ying 1990; Cymbidium lancifolium var. syunitianum (Fukuy.) S.S.Ying 1977; Cymbidium maclehoseae S.Y.Hu 1972; Cymbidium nagifolium Masam. 1930; Cymbidium papuanum Schltr. 1913; Cymbidium syunitianum Fukuy. 1935

Found in Southeast and East Asia, India, Nepal, Bhutan, Sikkim, and New Guinea at montane forest.
Terrestrial and lithophyte plant. 
A new shoots seem often to appear not from the bottom segment, that's why we can see it growing climbing upward towards the previous pseudobulbs. Then the roots soon emerge downwards from the base of the new shoots / pseudobulbs.
Flower: Up to 5 cm broad, shiny light green with red stripe on petals and some red spots on labelum, long-lasting fragrant flowers.

Indonesia:
Ditemukan di Asia Timur hingga Asia Tenggara, India, Nepal, Bhutan, Sikkim dan Papua New Guinea pada hutan berbukit.
Termasuk jenis tanaman yang hidup di tanah dan bebatuan.
Tampaknya tunas / pseudobulb baru sering muncul bukan dari pangkal atau ruas terbawah, itulah kenapa kadang kita melihatnya tumbuh merangkak ke atas terhadap pseudobulb-pseudobuls terakhir. Lalu dengan segera, akar-akar baru pun muncul dari pangkal tunas baru tersebut. 
Lebar bunga mencapai 5 cm, harum dan tahan lama, berwarna hijau muda mengkilap dengan garis merah pada petal-petalnya dan beberapa bercak merah pada lidahnya.


Cymbidium lancifolium var alba

Cirrhopetalum asperulum (J.J. Sm.) Garay, Hamer & Siegerist 1994

Cirrhopetalum Asperulum
Synonyms: Bulbophyllum asperulum J.J. Sm. 1909
Distribution: Kalimantan, in lowland forests, attached on a tree trunks as a warm to hot growing epiphyte.
Shiney pale green pseudobulbs carrying a single, apical, erect, oblong, shortly and obtusely bilobed apically, abruptly narrowing below into the shortly petiolate base leaf that blooms on 2 to 3, basal, 4 to 5 cm long.
Have 3 cm broad flowers, and looks like have a white cream color base but almost fully covered with reddish purple.
I found it attached to mossy tree trunks in swamp or lakeside forests or sometimes in hills mossy forest, at elevation from 15 to 40 meters.

Indonesia:
Persebaran di

Dendrobium Sw. 1799



DENDROBIUM



Kerajaan: Tumbuh-tumbuhan
Subkeluarga: Anggrek Epipit
Suku: Podosil?
Subsuku: Dendro-dendroan
Marga: Dendrobium Swartz 1822



Genus/Marga ini dibuat oleh Olof Swartz pada 1799.
Nama Dendrobium berasal dari bahasa Yunani "dendron" (pohon) dan "bios" (hidup); jadi itu berarti "sesuatu yang hidup di pohon", atau secara khusus berarti "epipit".
Dendrobium adalah genus terbesar kedua di dunia anggrek setelah Bulbophyllum, dengan lebih dari 1400 spesies telah ditemukan dengan cakupan persebaran di Asia dan Pasifik.
Umumnya epifit, hidup menempel pada batang pohon. Dengan tipe simpodial membuatnya mudah diperbanyak secara vegetatif, menjadikannya sebagai anggrek yang paling umum dibudidaya oleh kebanyakan orang.
Kebanyakan tanaman dari genus ini memiliki batang seperti tongkat dan biasanya memiliki gugusan bunga yang semarak.


Old SECTION List :
Amblyanthus
Aporum
Bilobum
Bolbidium
Breviflores
Brevisaccata
Calcarifera
Calyptrochilus
Conostalix
Crumenata
Cuthbertsonia
Dendrobium
Dendrocoryne
Densiflora
Dichopus
Distichophyllum
Dolichocentrum
Eleutheroglossum
Formosae
Fugacia
Grastidium
Herpetophytum
Holochrysa
Latourea
Oxyglossum
Oxystophyllum
Pedilonium
Phalaenanthe
Platycaulon
Pleianthe
Rhizobium
Rhopalanthe
Spatulata (Ceratobium, Cepobaculum, Durabaculum)
Stachyobium
Strongyle
Trachyrhizum


List of some species:
Dendrobium Anosmum Superbum
Dendrobium Anosmum var Alba
Dendrobium Anosmum var Hitonii
Dendrobium Antennatum

Dendrobium Atavus
Dendrobium Bicaudatum

Dendrobium Doloissumbinii
Dendrobium Hallieri
Dendrobium Lasianthera

Dendrobium Leporinum
Dendrobium Ovipostoriferum / D. Takahasii
Dendrobium Secundum
Dendrobium Singkawangense
Dendrobium Stratiotes

Recent Orchid Nomenclature
Orchid Research Newsletter No. 40 & 43 
(M.A.Clem. & D.L.Jones in Orchadian 13(11) 2002 & Telopea. 10(1) 2003

Changes to botanical names are a routine consequence of research into any plant group. In the last decade various genera of orchids have been subject to detailed research by workers on Australia. Recent research in Canberra has included molecular studies which for the first time provide important information on the ancestral relationships of genera. As a result of these studies, Orchidaceae has undergone significant taxonomic and nomenclatural changes at both generic and specific rank. The generic treatment of Mark Clements and David Jones in Canberra is used as a basis for this key. This treatment is not yet universally accepted.

Major taxonomic revision of the Dendrobium group has occurred in recent years with many species being transferred to new genera. Some of these changes have been reasonably widely accepted (eg Dockrillia) while the status of others is less certain. The various forms of Dendrobium speciosum have been transferred to the genus Thelychiton by some authorities but the earlier name is retained here until the taxonomic situation becomes more clear.
 

Berikut beberapa pecahan Genus dari SECTIONnya Dendrobium, dengan catatan penelitian hanya dilakukan pada beberapa sample spesies mewakili SECTIONnya:
SECTION Brevisaccata = Trachyrrhizum
SECTION Calcarifera = Eucycaulis
SECTION Calyptrochilus = Tropilis
SECTION Conostalix = Conostalix
SECTION Crumenata `crumenatum` = Ceraia
SECTION Crumenata `litorale` = Aporopsis
SECTION Dendrocoryne `kingianum, speciosum` = Thelychiton
SECTION Dendrocoryne `tetragonum` = Tetrabaculum
SECTION Dichopus = Dichopus
SECTION Dockrillia `linguiforme` = Dockrillia
SECTION Eleutheroglossum = Eleutheroglossum
SECTION Grastidium = Grastidium
SECTION Latouria = Leioanthum
SECTION Monanthos = Monanthos
SECTION Monophyllaea = Australorchis
SECTION Phalaenanthe = Vappodes
SECTION Pedilonum `smilliae` = Coelandria
SECTION Rhizobium `lichenastrum` = Davejonesia
SECTION Rhizobium `toressae` = Stilbophyllum
SECTION Spatulata `antennatum` = Ceratobium
SECTION Spatulata `canaliculatum` = Cepobaculum
SECTION Spatulata `undulatum`= Durabaculum

SECTION Calcarifera J.J.Sm

Some experts in recent years separating SECTION Calcarifera of the Genus Dendrobium and put it into a new Genus, Genus Eucycaulis.
Distribution covers various areas in Southeast Asia but the main distribution is in borneo

Dendrobium aff. crocatum
Dendrobium amethystoglossum
Dendrobium annae
Dendrobium arcuatum
Dendrobium compressimentum
Dendrobium corallorhizon
Dendrobium crabro
Dendrobium crocatum
Dendrobium cumulatum
Dendrobium cymboglossum
Dendrobium derryi
Dendrobium endertii
Dendrobium epidendropsis
Dendrobium foxii
Dendrobium guererroi
Dendrobium hamaticalcar
Dendrobium hughii
Dendrobium hymenophyllum
Dendrobium inflatum
Dendrobium ionopus
Dendrobium jiewhoei
Dendrobium kelamense
Dendrobium lampongense
Dendrobium montanum
Dendrobium mutabile
Dendrobium nudum
Dendrobium panduriferum
Dendrobium priangense
Dendrobium rantii
Dendrobium roseatum
Dendrobium sanguinolentum
Dendrobium sarawakense
Dendrobium serena alexianum
Dendrobium serratilabium
Dendrobium spathilingue
Dendrobium subflavidum

Wednesday, 1 September 2010

Coelogyne pandurata Lindley 1853

Coelogyne pandurata
Section: Verrucosae
Synonyms: Pleione pandurata (Lindl.) Kuntze 1891; Coelogyne peltastes var. unguiculata J.J.Sm. 1927
Found in Borneo and Sumatra, creeping on a tree trunks near river banks or in a lowland forest. 
Pandurata derived from the world "pandurate" which means "violin shaped", it refers to its labelum/lip shape.
Convex round pseudobulbs, carrying 2 elliptic-lanceolate leaves.
Flower: Short-lived (less than 2 weeks), waxy, fragrant, large (7 - 10 cm broad), up to 15 flowers.
In Indonesia very popouler with the title "Black Orchid", however the black part is just only on the lip surface, while the sepals and petals is a light green.

Indonesia: 
Ditemukan di